Bagi kalian yang tertarik dengan bagaimana manusia, bagaimana manusia berproses, dan bagaimana manusia berpikir. Kalian bisa memulai dengan membandingkan dengan hasil didikan dari orang tua zaman dulu dan zaman sekarang. Itu adalah contoh paling simpel dan paling dekat di kita. Katakanlah cara didik orang zaman dulu. Mereka memang cenderung lebih tegas dan keras dalam perihal mengurus anak, dalam mendidik anak. Tapi dahulu kita merasa itu wajar, dan normal. Dan itu baik-baik saja.
Hasil Dari Didikan Orang Zaman Dulu Dan Sekarang Terlihat Jelas
Tapi jika kita melakukan hal tersebut di era sekarang ini, pasti akan mendapatkan banyak sekali masalah, dan kritikan dari para ahli dan netizen. Akan ada banyak pro dan kontra. Karena jelas saja, didikan yang diterapkan di zaman dulu, tidak tanggung-tanggung. Orang tua berani memukul dan menghukum anaknya sendiri jika tahu anaknya berbuat salah. Mau itu hanya berdua, atau di depan orang banyak. Orang tua tidak segan mempermalukan anaknya di depan banyak orang. Sebagai pelajaran untuknya agar tidak mengulang kesalahannya.
Dan hasilnya kita bisa lihat sekarang, banyak anak-anak kelahiran tahun 80an-90an, yang memiliki mental dan fisik yang kuat. Memang beberapa dari mereka sedikit kolot, atau susah menerima perkembangan zaman, perkembangan teknologi. Mereka keras kepala, tapi kita bisa lihat di sisi lainnya. Mereka menjadi seseorang yang tidak gampang menyerah. Mental kuat, fisik kuat. Jadi mereka tidak akan mudah untuk menyerah jika hanya diterpa beberapa masalah saja. Mereka tegas, dan disiplin. Mereka terorganisir dan sedikit kaku. Karena bagi mereka mengikuti peraturan itu penting.
Tapi berbeda dengan hasil didikan orang tua sekarang. Memang anak-anak di didik menjadi semakin dekat dengan orang tua. Memiliki hubungan yang makin erat dengan keluarga. Mereka lebih cerdas dan pintar soal pelajaran. Mereka semakin berani berpendapat dan tampil di depan umum. Tapi, mereka tidak memiliki mental yang cukup untuk menghadapi beberapa situasi yang tidak terduga. Mereka mudah putus asa, dan pesimis. Mudah merasa stres dan lebih baperan. Sehingga banyak dari mereka tidak memiliki mental yang kuat dan fisik yang kuat.