Pentingnya Untuk Memberikan Vaksin Di Jalur Yang Benar Agar Semua Dapat

“ Seluruh orang tentu bisa kesempatan divaksin jadi adem aja”, gitu tuturnya. Tetapi mengapa sih saya padat jadwal amat sangat ingin segera divaksin? Saya mikir era depan kerjaan saya yang meminta vaksin sih. Bayangin kalau terdapat job eh ga dapat saya ambil sebab belum vaksin. Duh!

Semenjak status saya sedia vaksin di pedulilindungi 2 bulan yang kemudian, saya mulai mencari. Eh seluruh faskes menyangkal sebab saya bukan lanjut usia atau BUMN atau ANS atau guru. Sebagian sahabat serta follower kasih lead eh kandas seluruh. Saya kurang ingat udah sebesar apa saya hambur KTP di form– form yang terdapat di google. Namun senantiasa aja belum terdapat digubris serupa sekali.

Hingga kesimpulannya kemarin amrazing ngajak vaksin melalui rute pelakon Ekraf DKI. Herannya, saya udah catatan melalui rute yg serupa tetapi tetep ga terdapat berita. Sementara itu mulanya hening, mengapa ga diumumin dengan cara terbuka aja betul? Anyway, sehabis letih di- PHP- in vaksin, kesimpulannya hari ini sukses!

Saya prihatin kalau dikala ini( ingin duluan) vaksin di+62 nyatanya sedang memerlukan koneksi. Saya merupakan salah satunya. Mudah- mudahan ke depannya penyaluran vaksin terus menjadi bagus alhasil orang yang berkuasa vaksin hendak memperoleh bagiannya dengan seimbang. Amin! Terdapat yang telah vaksin pula? Melalui rute apa? Gimana opini kamu?

2 pekan yang kemudian melalui SCBD, saya terguncang liat area District 8 dengan belasan menara luar biasa mewah bermuatan perkantoran( kantor pajak RI terdapat di sana loh!), kondominium, penginapan, serta plaza! Ih, ke mana aja saya sampe ga mengerti?

Mampirlah saya ke plaza Ashta yang besar amat sangat serta beberapa besar brand- nya saya ga tahu. Siang berlubang restonya pada umumnya penuh, banyak yang ga puasa pula, apalagi terdapat antrean jauh mengular di suatu bakery! Saya juga ngopi di suatu kedai kopi semi outdoor– kopinya di dalam cangkir kertas tetapi biayanya Rp 50 ribu!

Endemi betul– betul memusnahkan ekonomi. Belas pula sih ngebayangin untuk yang buka upaya serta hening pada era endemi. Tentu rasanya berat sekali. Terlebih jika wajib beri uang tempat serta beri uang pegawai.